Selasa, 03 Juni 2008

Menyelami Keindahan Nusa Penida

Oleh Marthen Welly – The Nature Conservancy (TNC)
Nusa Penida adalah nama yang tidak asing bagi para penyelam. Kecamatan yang terletak di tenggara pulau Bali ini, merupakan salah satu andalan tujuan wisata bahari kabupaten Klungkung. Jika menggunakan speed-boat Nusa Penida dapat dicapai sekitar 45 menit saja dari pantai Sanur atau pelabuhan Benoa. Terdapat pula transportasi reguler setiap hari dengan menggunakan perahu kayu dari Sanur menuju desa Jungut Batu dan Lembongan.

Perairan laut disekitar Nusa Penida memiliki keunikan pesona bawah laut. Salah satu keunikan yang dimiliki yaitu mola-mola (sunfish) selain terumbu karang yang berwarna-warni. Mola-mola merupakan ikan laut dalam yang muncul sekitar bulan Juli – November setiap tahunnya. Banyak penyelam baik dari mancanegara maupun Indonesia datang ke Nusa Penida khusus untuk menyaksikan hewan laut yang langka tersebut.

Kecamatan Nusa Penida sebenarnya terdiri dari tiga pulau yaitu Nusa Penida, Lembongan dan Ceningan. Para tour operator kerap menyebutnya sebagai three sister islands. Nusa Penida digunakan sebagai nama kecamatan yang menaungi ketiga pulau tersebut karena Nusa Penida merupakan pulau terbesar. Sementara Nusa Ceningan yang terletak diantara Nusa Lembongan dan Nusa Penida merupakan pulau terkecil. Luas total ketiga pulau tersebut sekitar 202 km2 dengan penduduk kurang lebih 1500 kk yang mendiami 16 desa dinas.

Terdapat beberapa site penyelaman di sekitar Penida dan Lembongan. Beberapa diantaranya seperti Poton Bali Hai, Jungut Batu, SD-Ped, Bodong-Ped,Toyopakeh, , Gamat Bay, Manta point, Blue Corner, Ceningan Wall dan Crystal Bay. Di sekitar Crystal Bay inilah kerap mola-mola dijumpai berkelompok antara 3-6 ekor. Mola-mola sendiri merupakan ikan yang unik berbentuk bulat-pipih dengan sirip yang panjang tanpa ekor. Sekilas terlihat seperti ikan yang terpotong dan hanya memiliki pertengahan badan hingga kepala. Ikan ini sangat jinak dan memiliki mata dan mulut yang jenaka.

Karena letaknya di selat antara Nusa Penida dan Nusa Ceningan, maka lokasi penyelaman tersebut memiliki arus yang lumayan kencang, sehingga tidak direkomendasikan bagi para penyelam pemula.Diujung barat pulau Nusa Lembongan, tepatnya desa Jungut Batu, terdapat hutan bakau (mangrove) yang terjaga dengan baik. Masyarakat setempat mengelolannya menjadi salah satu lokasi ekowisata. Paket mangrove tour dengan menggunakan perahu jukung sederhana yang dapat dinaiki maksimal 4 orang dikemas oleh masyarakat setempat. Jukung tersebut sengaja tidak menggunakan mesin agar tidak menimbulkan polusi suara dan air akibat minyak atau oli. Selain itu lebih bersahabat dengan alam. Perahu berjalan dengan menggunakan tolakan batang bambu yang cukup panjang oleh para guide. Perjalanan menyusuri hutan bakau sangat menyenangkan, sunyi tidak ada deru mesin, yang ada sesekali suara burung dan serangga yang hidup di hutan tersebut.

Masyarakat dan pemerintah setempat dibantu oleh The Nature Conservancy (TNC) sejak tahun 2003 telah menjalankan program-program pendidikan lingkungan dan penyuluhan mengenai konservasi laut di Nusa Penida, Lembongan dan Ceningan. Upaya konservasi sumberdaya hayati laut di ketiga pulau tersebut sangat penting untuk melindungi aset perikanan dan wisata bahari yang merupakan salah satu andalan matapencaharian masyarakat setempat selain rumput laut.

sumber : http://www.indonesiareef.com/?show=blog&id=72